MAKALAH
Dibuat Untuk Memenuhi Nilai-Nilai Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam
Tahun Ajaran 2012/2013
KELOMPOK O4
DisusunOleh :
Ahmad Yusuf
Kunati
Ifrosin
Windi Aprilia
M. Baghir Assegaf
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
ISLAMIC
BOARDING SCHOOL TATHMAINUL QULUUB
Jl. Raya Panyindangan Wetan No.
13/A RT. 09 Telp. (0234) 276687 Hp. 08122115881
Sindang – Indramayu 45222
2012
KATA PENGANTAR
Sebagai insan yang beriman dan
berpancasila, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT
karena atas kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “
Ekosistem Laut Dangkal“. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam).
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap
kita sebagai siswa dapat mengetahui dan memahami konsep tentang ekosistem laut
dangkal serta menyadari perlunya mempertahankan ekosistem yang nantinya dapat
diaplikasikan kepada peserta didik.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan makalah ini, mudah-mudahan bantuan yang diberikan
mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Selain itu, penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini pasti masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam segi isi
maupun penulisannya. Untuk itu, penulis mohon kritik dan sarannya untuk
perbaikan dan penulisan selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semuanya.
Indramayu, 11 November
2012
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang 1
1.2
Rumusan
Masalah 1
1.3
Batasan
Masalah 1
1.4
Tujuan
Makalah 2
1.5 Manfaat Makalah 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Ekosistem Laut 3
2.2 Pembagian Ekosistem Laut 3
BAB III PEMBAHASAN KOMPONEN
EKOSISTEM LAUT DANGKAL
3.1
Susunan Sifat Air Laut 5
3.2
Adpts. Biota Laut Trhdp. Lingkungan Yang Berkadar Garam Tinggi 5
3.3
Komunitas Di Dalam Ekosistm Air Laut 6
3.4
Komponen Ekosistem Laut Dangkal 6
3.5
Rantai Makanan Dan Aliran Energi Pada Ekosistem Laut Dagkal 7
3.6
Jaring – Jaring Malanan Pada Ekosistem Laut Dangkal___________ 9
BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan 17
4.2
Saran 17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Ekosistem adalah suatu unit fungsional dari berbagai ukuran
yang tersusun dari bagian komponen dan sistem secara keseluruhan berfungsi
berdasarkan suatu urutan kegiatan yang menyangkut energi dan pemindahan
energi.Dengan beberapa perkecualian, sumber energi azali adalah matahari.Energi
matahari ditangkap oleh komponen ototrofik yaitu tumbuh-tumbuhan hijau. Energi
yang tertangkap disimpan dalam ikatan kimia zat organik tanaman, yang merupakan
tanaman yang mendorong terus berjalannya komponen heterotrofik sistem
tersebut. Organisme heterotrofik meliputi semua bentuk – bentuk kehidupan yang
lain.
Dalam
struktur seperti ini tingkatan trofik yang mengkonsumsi tumbuhan tingkatan
pertama antara lain adalah hewa- hewan yang disebut hebiivora. Herbivore pad
gilirannya dikonsumsi oleh karnivora, yang pada giliran berikutnya dikonsumsi
oleh karnivora yang lebih besar.
Komponen
terkahir dari struktur trofik yaitu pengurai atau decomposer.Pengurai dalah
organisme terutama bakteri yang memecah molekul organikk yang kompleks dari
organisme mati, menjadi molekul sederhana sehingga dapat digunakan lagi oleh
ototrof.
Komponen
abiotik yang diperlukan dari struktur trofik suatu ekosistem adalah suatu
sumber energy, nutrient dan sumber air.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
Mahluk
hidup dalam ekosistem alami
1.3
BATASAN
MASALAH
o
Ekosistem
Darat
o
Ekosistem
Perairan (Air Tawar)
o
Ekosistem
Laut
1.4
TUJUAN
MAKALAH
Tujuannya agar dapat menambah wawasan bagi
pembaca,khususnya para mahasiswa Fakultas keguruan dan ilmu Pendidikan,agar
lebih memahami tentang pengertian Ekosisitem serta golongan-golongan Eosistem
yang terbagi atas beberapa golongan.
1.5
MANFAAT
MAKALAH
Makalah ini dibuat adalah sebagai acuan atau panduan untuk
para pembaca dan juga mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
dalam proses pembelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah
BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
2.1
2.1 PENGERTIAN
EKOSISTEM LAUT
Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang memiliki ciri-ciri
Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang memiliki ciri-ciri
·
salinitas
(kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut
tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar.
·
ekosistem
yang memiliki perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. (Batas antara
lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah
disebut daerah termoklin)
·
tidak
dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
Ekosistem air laut terbagi menjadi:
Ekosistem air laut terbagi menjadi:
o
Laut
o
Pantai
o
Estuari
(muara)
o
terumbu
karang
2.2 2.2 PEMBAGIAN EKOSISTEM LAUT
Pembagian daerah ekosistem air laut, berdasarkan
kedalamannya:
2.2.1 Daerah
Litoral/Daerah Pasang Surut
Daerah
litoral adalah daerah yang langsung berbatasan dengan darat.Radiasi matahari,
variasi temperatur dan salinitas mempunyai pengaruh yang lebih berarti untuk
daerah ini dibandingkan dengan daerah laut lainnya. Biota yang hidup di daerah
ini antara lain: ganggang yang hidup sebagai bentos, teripang, binatang laut, udang,
kepiting, cacing laut.
2.2.2
Daerah Neritik
Daerah
neritik merupakan daerah laut dangkal, daerah ini masih dapat ditembus cahaya
sampai ke dasar, kedalaman daerah ini dapat mencapai 200 m. Biota yang hidup di
daerah ini adalah plankton, nekton, neston dan bentos.
2.2.3 Daerah Batial atau Daerah
Remang-remang:
Kedalamannya antara 200 - 2000 m,
sudah tidak ada produsen.Hewannya berupa nekton.
2.2.4 Daerah Abisal:
Daerah abisal adalah daerah laut
yang kedalamannya lebih dari 2000 m. Daerah ini gelap sepanjang masa, tidak
terdapat produsen.
BAB III
PEMBAHASAN
KOMPONEN EKOSISTEM LAUT DANGKAL
3.1
SUSUNAN
SIFAT AIR LAUT
3.1.1 Suhu Air Laut
Suhu air laut pada Perairan Indonesia yang terletak di
daerah tropik, maka hampir sepanjang tahun suhu lapisan permukaan air lautnya
tinggi, berkisar 26° C - 30° C. Perubahan temperatur (amplitudo) air laut,
kecil karena air laut lambat menjadi panas dan lambat menjadi dingin.
3.1.2 Tekanan
Tekanan
air laut tidak sama besarnya pada kedalaman yang berbeda, makin dalam tingkat
kedalaman laut maka makin besar tekanannya. Tekanan udara tiap m² permukaan air
laut sebesar 10.000 kilogram harus diperhitungkan sebagai faktor penghitung
dalam mengukur tekanan air laut.Berat untuk 1 meter³ air laut lebih kurang 1150
kilogram. Jadi tekanan air laut pada kedalaman 100 meter adalah: 100 x 1150 kg
+ 10.000 kg = 125.000 kg/m²
3.2
ADAPTASI
BIOTA LAUT TERHADAP LINGKUNGAN YANG BERKADAR GARAM TINGGI
Pada hewan dan tumbuhan tingkat rendah tekanan osmosisnya
kurang lebih sama dengan tekanan osmosis air laut sehingga tidak terlalu
mengalami kesulitan untuk beradaptasi. Tetapi bagaimanakah dengan hewan tingat
tinggi, seperti ikan yang mempunyai tekanan osmosis jauh lebih rendah daripada
tekanan osmosis air laut. Cara ikan beradaptasi dengan kondisi seperti itu
adalah:
· banyak minum
· air masuk ke jaringan secara osmosis
melalui usus
· sedikit mengeluarkan urine
· pengeluaran air terjadi secara
osmosis
· garam-garam dikeluarkan secara aktif
melalui insang
3.3
KOMUNITAS
DI DALAM EKOSISTEM AIR LAUT
Menurut fungsinya, komponen biotik
ekosistem laut dapat dibedakan menjadi 4, yaitu:
3.3.1 Produsen
3.3.1 Produsen
Terdiri dari fitoplankton dan
ganggang laut lainnya
3.3.2 Konsumen
Terdiri dari berbagai jenis
hewan.Hampir semua filum hewan ditemukan di dalam ekosistem laut.
3.3.3 Zooplankton
Terdiri atas bakteri dan hewan hewan
pemakan bangkai atau sampah
Pada
ekosistem laut dalam, yaitu pada daerah batial dan abisal merupakan daerah
gelap sepanjang masa.
Di daerah
tersebut tidak berlangsung kegiatan fotosintesis, berarti tidak ada produsen,
sehingga yang ditemukan hanya konsumen dan dekompos saja.Ekosistem laut dalam
merupakan suatu ekosistem yang tidak lengkap.
3.4
KOMPONEN
EKOSISTEM LAUT DANGKAL
3.4.1 Nekton
Kata “nekton" diberikan oleh Ernst Haeckel tahun 1890
yang berasal dari kata Yunani (Greek) yang artinya berenang ("the
swimming") yang meliputi (biofluidynamics, biomechanics, functional
morphology of fluid locomotion, locomotor physiology).Ilmunya disebut Nektology.Orangnya
disebut Nektologist.
3.4.2 Plankton
Plankton didefinisikan sebagai organisme hanyut apapun yang
hidup dalam zona pelagic (bagian atas) samudera, laut, dan badan air
tawar.Secara luas plankton dianggap sebagai salah satu organisme terpenting di
dunia, karena menjadi bekal makanan untuk kehidupan akuatik.
Bagi kebanyakan makhluk laut, plankton adalah makanan utama
mereka.Plankton terdiri dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut.Ukurannya kecil
saja. Walaupun termasuk sejenis benda hidup, plankton tidak mempunyai kekuatan
untuk melawan arus, air pasang atau angin yang menghanyutkannya.
Plankton hidup di pesisir pantai di mana ia mendapat bekal
garam mineral dan cahaya matahari yang mencukupi. Ini penting untuk
memungkinkannya terus hidup.Mengingat plankton menjadi makanan ikan, tidak
mengherankan bila ikan banyak terdapat di pesisir pantai.Itulah sebabnya
kegiatan menangkap ikan aktif dijalankan di kawasan itu.
3.4.3 Neuston
Neuston adalah istilah kolektif untuk organisme yang
mengapung di atas air (epineuston) atau tinggal tepat di bawah permukaan
(hyponeuston)..Neustons terdiri dari beberapa spesies ikan, kumbang, protozoa,
bakteri, dan laba laba air. . Sebuah laba-laba air adalah contoh umum yang
melompat melintasi air tegangan permukaan.
3.4.4 Perifiton
Kompleks biota akuatik sesil terasosiasi dengan detritus,
yang menempel pada substrat terendam; kompleks campuran mikroalga,
cyanobacteria, heterotropic mikroba, protozoa, dan detritus; organisme bentik
terkombinasi dengan mikroba biofilm
Seperti fitoplankton, perifiton dapat ditemukan pada banyak
tipe perairan, mulai dari kolam kecil hingga laut luas; berbagai macam substrat
dalam air dengan keberadaan cahaya dapat mensupport pertumbuhan perifiton
Peran perifiton :
Peran perifiton :
·
Sebagai
Produsen primer
·
Indikator
mutu kualitas air
·
Menjaga
kualitas air pada indicator mutu tertentu bagi perairan perikanan yang
terkendali
·
Dapat
digunakan sebagai agen filtrasi dalam produksi akuakultur
3.5
RANTAI
MAKANAN DAN ALIRAN ENERGI PADA EKOSISTEM LAUT DANGKAL
Dari pemaparan-pemaparan di atas, kita sudah mengetahui
bahwa ekosistem laut dangkal merupakan daerah dimana cahaya matahari dapat
masuk, sehingga, ekosistem ini memiliki potensi fotosintesis yang sangat
tinggi.
Kita juga sudah mengetahui bahwa di dalam ekosistem ini
terdapat banyak makhluk hidup yang terbagi menjadi produsen, konsumen
(makrokonsumen ataupun detritivor), dan dekomposer. Dari data-data ini,
selanjutnya kita bisa membuat konsep rantai makanan pada ekosistem laut dangkal
dengan produsen sebagai awalannya (jenis rantai makanan konsumenàperumput). Rantai makanan pada
ekosistem ini yaitu : produsen Konsumen
III, dst. Gambar piramida makanan dibawahà konsumen II àI ini akan lebih memperjelas
rantai makanan tersebut.
Produsen, yaitu phytoplankton, makroalga ataupun tanaman
berbunga (seagrass) membuat zat organik melalui fotosintesis dengan mengambil
energi dari matahari. Lalu, konsumen I yang merupakan herbivora memakan
tumbuhan tersebut, sehingga sesuai dengan hukum kekelan energi dimana energi
tidak bisa dihancurkan maupun diciptakan, namun hanya bisa diubah menjadi
bentuk energi lain, maka energi matahari pada tumbuhan pastilah akan berpindah
ke konsumen I. Tetapi, karena apapun yang kita makan pasti akan menghasilkan
residu, dan kita juga menMgeluarkan energi saat mencerna makanan tersebut, maka
tidak semua energi dari makanan yang kita makan diserap oleh tubuh. Karena
itulah, kira-kira energi yang bisa diserap konsumen dari makanannya hanya
sebesar 10%.
Misalnya energi cahaya matahari yang ditangkap oleh tumbuhan
sebesar 10,000 Kj, maka konsumen I akan mendapat energi kira-kira sebesar 1000
Kj. Konsumen II akan mendapat energi kira-kira sebesar 100 Kj. Konsumen III
akan mendapat energi kira-kira sebesar 10 Kj, dst. Itulah sebabnya mengapa
jumlah rumput laut selalu lebih besar dari konsumen-konsumen diatasnya dan ikan
hiu selalu berjumlah lebih sedikit dibandingkan hewan-hewan mangsa yang berada
di taraf trofi lebih rendah.Tentunya karena rumput laut selalu mendapatkan
energi paling besar dan ikan hiu selalu mendapat energi paling sedikit.Inilah
alasan mengapa piramida makanan selalu berbentuk segitiga, karena piramida ini
juga menunjukkan jumlah. Skema aliran energi bisa dilihat
dalam gambar
di bawah ini.
3.6
JARING-JARING
MAKANAN PADA EKOSISTEM LAUT DANGKAL
Telah
kita ketahui bahwa ekosistem laut dangkal merupakan ekosistem yang terpapar
cahaya matahari sehingga ada banyak sekali produsen yang bisa hidup di area
ekosistem ini.Kita juga sudah mengetahui urutan rantai makanan dan aliran
energi di dalam ekosistem laut dangkal.Sekarang kita bisa memaparkan
jaring-jaring makanan di ekosistem laut dangkal dengan meninjau gambar-gambar
berikut ini.
Gambar 2.6 Jaring-Jaring Makanan Ekosistem Laut Dangkal
Ekosistem air laut memiliki luas lebih dari 2/3 permukaan
bumi ( + 70 % ). Ekosistem laut memiliki kadar mineral yang tinggi, ion
terbanyak ialah Cl`(55%), namun kadar garam di laut bervariasi, ada yang tinggi
(seperti di daerah tropika) dan ada yang rendah (di laut beriklim dingin).
Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan iklim, laut menemui
masalah-masalah dalam ekosistemnya.Ekosistem laut semakin lama menemui situasi
yang memperihatinkan.
Permasalahan ekosistem laut yang ditemui terdiri dari:
hilangnya ekosistem terumbu karang dan pencemaran laut.
3.6.1 Hilangnya Ekosistem Terumbu
Karang
Ekosistem
terumbu karang adalah ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama
oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis-jenis karang batu dan
alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti
jenis-¬jenis moluska, krustasea, ekhinodermata, polikhaeta, porifera, dan
tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya,
termasuk jenis-jenis plankton dan jenis-jenis nekton.
Veron (1995) dan Wallace (1998) mengemukakan bahwa ekosistem
terumbu karang adalah unik karena umumnya hanya terdapat di perairan tropis,
sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu,
salinitas, cahaya, sedimentasi, dan arus dan gelombang.
· Suhu
Perubahan suhu lingkungan akibat
pemanasan global yang melanda perairan tropis ditahun 1998 telah menyebabkan
pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai
90-95%.Suharsono (1999) mencatat selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata
suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3 oC di atas suhu
normal.Perkiraan di atas didasarkan pada suatu penelitian yang menyebutkan
bahwa perubahan suhu alami, baik yang ekstrim (maksimum dan minimum) maupun
secara mendadak, di bawah atau di atas suhu optimumnya dapat mengurangi
pertumbuhan karang bahkan mematikannya.
· Salinitas
Perubahan pada salinitas juga akan
mempengaruhi terumbu karang. Hal ini sesuai dengan penjelasan McCook (1999)
bahwa curah hujan yang tinggi dan aliran material permukaan dari daratan
(mainland run off) dapat membunuh terumbu karang melalui peningkatan sedimen
dan terjadinya penurunan salinitas air laut. Efek selanjutnya adalah kelebihan
zat hara (nutrient overload) berkontribusi terhadap degradasi terumbu karang
melalui peningkatan pertumbuhan makroalga yang melimpah (overgrowth) terhadap
karang.
· Cahaya
Bertambahnya volume dan meningkatnya
tinggi permukaan air laut akan memengaruhi kedalaman penetrasi cahaya matahari
menjadi semakin berkurang. Cahaya diperlukan oleh alga simbiotik zooxanthallae
dalam proses fotosintesis guna memenuhi kebutuhan oksigen terumbu karang.
Dengan berkurangnya kedalaman penetrasi cahaya, maka laju fotosintesis akan
menurun dan kemampuan karang untuk menghasilkan kalsium karbonat pembentuk
terumbu akan menurun pula. Sehingga ekosistem terumbu karang (pada kedalaman 10
meter atau lebih) akan mengalami penurunan produktifitas dengan cepat dan dapat
menyebabkan kematian.
· Sedimentasi
Gelombang pasang ataupun tsunami
yang diakibatkan oleh pemanasan global tentu akan mengakibatkan terangkutnya
sedimen dari lautan ke daratan. Peristiwa ini nampaknya membawa sedikit
keuntungan bagi terumbu karang yang masih mampu bertahan hidup setelah diterpa
oleh gelombang dahsyat tersebut. Namun hal tersebut tak akan berlangsung lama
sebab gelombang gelombang pasang tersebut dalam beberapa waktu kemudian akan
kembali ditarik ke laut. Kekuatan gelombang yang dahsyat tersebut akan membawa
berbagai macam materi dari daratan bersamanya. Sehingga pada saat kembali ke
laut, sebagian materi-materi dari daratan tersebut ada yang terhenti di daerah
pesisir dan lautan dangkal, yang kemudian meningkatkan jumlah sedimen di daerah
tersebut.Jumlah sedimen yang sangat banyak tersebut akan mengakibatkan
tertutupnya polip karang yang masih hidup sehingga tidak dapat melakukan
fotosintesis ataupun menghasilkan kalsium karbonat sebagai pembentuk terumbu.
Dalam jangka waktu tertentu, ekosistem terumbu karang di daerah tersebut pun
akan segera musnah.
· Arus dan Gelombang
Pada dasarnya pertumbuhan terumbu
karang yang berada di daerah berarus akan lebih baik apabila dibandingkan
dengan pertumbuhan terumbu karang yang hidup di perairan tenang. Ini disebabkan
selain gelombang air laut dapat memberikan pasokan oksigen yang banyak,
gelombang juga membawa plankton yang baru untuk koloni karang, serta dapat
menghalangi pengendapan pada koloni karang. Namun apabila pemanasan global
terus berlanjut, keadaan yang menguntungkan tersebut akan berbalik 180 derajat
menjadi kerugian yang sangat besar bagi ekosistem terumbu karang. Sebab dengan
bertambahnya volume lautan, akan mengakibatkan air laut meluap sehingga
terjadilah gelombang pasang yang sangat dahsyat. Selain itu potensi untuk
terjadinya badai akan semakin meningkat. Badai berkekuatan tinggi ditambah
dengan faktor lainnya yang dapat timbul akibat pemanasan global (semisal
pergeseran lempeng bumi) akan mengakibatkan terjadinya tsunami dengan kekuatan
penghancur yang tak dapat dibayangkan. Munculnya gelombang pasang maupun
tsunami akan merusak kondisi fisik terumbu karang, bahkan bukan tidak mungkin
terumbu karang tersebut akan hancur dan ikut terseret gelombang. Dengan adanya
peristiwa tersebut, sudah tentu ekosistem terumbu karang akan semakin berkurang
bahkan musnah.
3.6.2 Pencemaran Laut
Pada
mulanya orang berfikir bahwa dengan melihat luasnya lautan, maka semua hasil buangan
sampah dan sisa-sisa industri yang berasal dari aktifitas manusia di daratan seluruhnya
dapat di tampung oleh lautan tanpa membuat suatu akibat yang membahayakan.
Bahan pencemar yang masuk ke dalam lautan akan diencerkan dan kekuatan
mencemarnya secara perlahan-lahan akan diperlemah sehingga membuat mereka
menjadi tidak berbahaya.
Dengan
makin cepatnya pertumbuhan penduduk dunia dan makin meningkatnya lingkungan
industri mengakibatkan makin banyak bahan-bahan yang bersifat racun yang
dibuang ke laut dalam jumlah yang sulit untuk dapat dikontrol secara tepat.
Pencemaran laut merupakan suatu ancaman yang benar-benar harus ditangani secara
sungguh-sungguh.Banyak kecelakaan dilautan yang menyebabkan tercecernya
bahan-bahan yang bersifat racun dalam jumlah yang sangat besar.
Berikut
ini adalah beberapa fakta terhadap pencemaran laut:
·
Pencemaran
laut di dunia menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan kehidupan bawah laut.
·
Pada
tahun 2008, para penyelam mengangkat 219.528 lbs (99.57 ton) sampah dan
benda-benda bekas dari 1.000 mil luas laut - rata-rata 1 penyelam mengangkat 25
ton sampah dan benda-benda bekas.
·
Hampir
80% pencemaran laut disebabkan oleh plastik. Di beberapa daerah di samudra,
perbandingan untuk plastik dan plankton adalah 6:1 (6 banding 1).
·
Diperkirakan
46.000 potong sampah plastik mengapung di setiap 1 mil dari samudra – 70% dari
sampah plastik itu di perkirakan akhirnya akan tenggelam.
·
Plastik
tidak mudah untuk di uraikan. Saat sampah plastik masuk ke laut, dibutuhkan
bertahun-tahun untuk di uraikan – terurai secara perlahan menjadi potongan
kecil yang akhirnya menjadi debu plastik.
·
Telah
dilaporkan ada lebih dari 260 jenis hewan laut di seluruh dunia yang terjerat
dan memakan sisa-sisa tali pancing, jala dan sampah-sampah laut lainnya.
·
Diperkirakan
100.000 mamalia laut termasuk lumba-lumba, paus, anjing laut, dan penyu laut
terancam dengan banyaknya sampah dan benda-benda bekas yang masuk ke laut tiap
tahunnya. Dan 86% dari populasi penyu laut terkena dampak buruk dari pencemaran
laut.
·
Lebih
dari 1 juta populasi burung laut mati karena pencemaran laut setiap tahunnya.
Beberapa masalah pencemaran di laut
yaitu:
ü Pencemaran Minyak
Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat,
sehingga kecelakaan-kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak dilautan
hampir tidak bisa dielakkan.Kapal tanker mengangkut minyak mentah dalam jumlah
besar tiap tahun. Apabila terjadi pencemaran minyak dilautan, ini akan
mengakibatkan minyak mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus
dan terbawa ke pantai.
Pencemaran minyak mempunyai pengaruh luas terhadap hewan dan
tumbuh-tumbuhan yang hidup disuatu daerah.Minyak yang mengapung berbahaya bagi
kehidupan burung laut yang suka berenang diatas permukaan air. Tubuh burung
akan tertutup minyak sehingga untuk membersihkannya, mereka menjilatinya.
Akibatnya mereka banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri.Selain itu,
mangrove dan daerah air payau juga rusak. Mikroorganisme yang terkena
pencemaran akan segera menghancurkan ikatan organik minyak, sehingga banyak
daerah pantai yang terkena ceceran minyak secara berat telah bersih kembali hanya
dalam waktu 1 atau 2 tahun.
ü Pencemaran logam berat
Logam-logam
berat yang masuk kedalam tubuh hewan umumnya tidak dikeluarkan lagi dari tubuh
mereka.Karena itu logam-logam cenderung untuk menumpuk di dalam tubuhnya.
Sebagi akibatnya logam-logam tersebut akan terus berada di sepanjang rantai
makan. Hal ini disebabkan oleh karena predator pada satu trofik level makan
mangsa mereka dari trofik yang lebih rendah yang telah tercemar (ikan dimakan
oleh manusia). Disini terlihat bahwa kandungan konsentrasi logam berat terdapat
lebih tinggi pada tubuh hewan yang letaknya lebih tinggi didalam tropik
level.Jadi predator tingkat tinggi (dengan umur lebih panjang) lebih banyak
menumpuk logam berat. Contoh pencemaran logam berat :
o
“Minamata
Disease” (di Jepang) yang disebabkan oleh Hg (merkuri). Menyebabkan kelemahan
otot, kehilangan penglihatan, ketidakseimbangan fungsi otot dan kelumpuhan.
Selain itu juga meracuni janin dan merusak sistem syaraf pusat.
o
“Itai-itai
Disease” yang disebabkan oleh logam Cd. Menyebabkan nyeri/ngilu
pada tulang, mempengaruhi kehamilan, lactasi, ketidakseimbangan internal sekresi, penuaan, dan kekurangan kalsium.
pada tulang, mempengaruhi kehamilan, lactasi, ketidakseimbangan internal sekresi, penuaan, dan kekurangan kalsium.
Pengaruh
Logam Berat Terhadap Ekosistem Laut:
o
Logam
berat yang dilimpahkan ke perairan, baik sungai ataupun laut akan mengalami
proses-proses seperti pengendapan, adsorpsi dan absorpsi oleh organisme-organisme
perairan.
Pengaruh
logam berat terhadap organisme-organisme tersebut atas dasar daya racunnya
dibagi menjadi 2 yaitu :
o
Bersifat
lethal atau mematikan -> LC50 (median lethal concentration)
o
Bersifat
sublethal. Pengaruh sublethal dapat menghambat pertumbuhan.
Perkembangan
dan reproduksi; menyebabkan terjadinya perubahan morfologi; merubah tingkah
laku organisme.
ü Sampah
Sampah yang mengandung kotoran minyak juga dibuang kelaut
melalui sistem daerah aliran sungai (DAS).Sampah-sampah ini kemungkinan
mengandung logam berat dengan konsentrasi yang tinggi. Tetapi umumnya mereka
kaya akan bahan-bahan organik, sehingga akan memperkaya kandungan zat-zat
makanan pada suatu daerah yang tercemar yang membuat kondisi lingkungan menjadi
lebih baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Aktifitas pernafasan dari organisme
ini membuat makin menipisnya kandungan oksigen khususnya pada daerah estuarin.
Hal tersebut akan berpengaruh besar pada kehidupan tumbuh-tumbuhan dan hewan
yang hidup disitu. Pada keadaan yang paling ekstrim, jumlah spesies yang ada
didaerah itu akan berkurang secara drastis dan dapat mengakibatkan bagian dasar
dari estuarin kehabisan oksigen. Sehingga mikrofauna yang dapat hidup hanya
dari golongan cacing.Jenis-jenis sampah kebanyakan termasuk golongan yang mudah
hancur dengan cepat, sehingga pencemaran yang disebabkannya tidak merupakan
suatu masalah besar diperairan terbuka.
ü Pestisida
Kerusakan yang disebabkan oleh pestisida adalah bersifat
akumulatif. Mereka sengaja ditebarkan ke dalam suatu lingkungan dengan tujuan
untuk mengontrol hama tanaman atau organisme-organisme lain yang tidak
diingini. Beberapa pestisida yang dipakai kebanyakan berasal dari suatu grup
bahan kimia yang disebut Organochloride, misalnya DDT.Pestisida jenis ini
termasuk golongan yang mempunyai ikatan molekul yang sangat kuat dimana
molekul-molekul ini kemungkinan dapat bertahan di alam sampai beberapa tahun
sejak mereka mulai dipergunakan. Hal itu sangat berbahaya karena dengan
digunakannya golongan ini secara terus menerus akan membuat mereka menumpuk di
lingkungan dan akhirnya mencapai suatu tingkatan yang tidak dapat ditolerir
lagi dan berbahaya bagi organisme hidup didaerah tersebut. Beberapa organisme
air termasuk ikan dan udang ternyata menumpuk bahan kimia didalam jaringan
tubuhnya.
ü Limbah Industri Dan Domestic
Limbah adalah limbah cair yang berasal dari masyarakat
urban, termasuk di dalamnya limbah kota (municipal) dan aktivitas industri,
yang masuk ke sistem saluran pembuangan kota. Pada umumnya limbah domestik
mengandung sampah padat (berupa tinja, dan cair yang berasal dari rumah
tangga). Berdasarkan sifat fisik, kimia air limbah, tingkah lakunya diperairan
dan pengaruhnya terhadap organisme, jenis limbah industri ada 5 :
o
Bahan-bahan
organik terlarut : bahan beracun, tahan urai dan biodegradable
o
Bahan
-bahan anorganik : unsur-unsur hara
o
Bahanorganik
tidak larut : minyak
o
Bahan-bahan
anorganik yang tidak larut. Contohnya logam berat.
o
Bahan-bahan
radioaktif
BAB
IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
· Ekosistem laut dangkal merupakan
daerah dimana cahaya matahari dapat masuk, sehingga, ekosistem ini memiliki
potensi fotosintesis yang sangat tinggi
· Pada aliran energi, energi yang bisa
diserap konsumen dari makanannya hanya sebesar 10%.
· Semakin ke atas maka energi yang
dihasilkan semakin kecil
4.2
SARAN
· Kita harus bisa menekan kehilangan
ekosistem terumbu karang yang hilang akibat perunahan iklim dengan cara menanam
bibit-bibit dari terumbu karang tersebut
· Demi menjaga kelestarian ekosistem
laut dangkal kita harus bisa menekan sekecil mungkin pencemaran-pencemaran laut
seperti tidak membuang limbah dan pestisida ke lautan.
DAFTAR PUSTAKA
o
http://ncupphe30jan.blogspot.com
o
http://www.mbgnet.net/salt/sandy/indexfr.htm,
o
http://www.sciencelearn.org./contexts/life_in_the_sea/nz_research bryozoans_and_ocean_acidification,
o
http://www.scribd.com/doc/24004638/
-NEGATIF-PEMANASAN-GLOBAL-BAGI- KELANGSUNGAN-HIDUP-EKOSISTEM-TERUMBU-KARANG.
tambahan referensi atau daftar pustaka tentang artikel/contoh makalah yang lainnya bisa dilihat di website resmi sekolah di : www.smkibstq.nazuka.net
BalasHapusdownload juga BSE (Buku Sekolah Elektronik)